
Kotanopan.com, Terminal Kotanopan Mandailing Natal Sumatera Utara adalah terminal kecil yang terletak di kecamatan kotanopan, atau tepatnya di sebelah depan Pasarkotanopan Mandailing natal.
Adalah sebuah terminal yang memang hanya menerima mobil-mobil setingkat angkutan kota roda empat. Untuk Bis kecil tidak pernah masuk.
Selama saya di sini terminal kotanopan telah mengalamai 1 kali pembangunan yang cukup aktif, meskipun sampai saat ini Terminal ini terkendala pelebaran karena bersebelahan dengan Gedung Mess Pemda Kotanopan salah satu bangunan bersejarah di sini, sebelah belakang berbatasan dengan gedung kejaksaan dan rumah tahanan alias penjara. Menurut saya, terminal ini lebih kepada tempat parkir kendaraan daripada tempat menaik turunkan penumpang, karena mayoritas penumpang lebih memilih turun di depan terminal ataupun di area pasar kotanopan sendiri.
Ditambah fasilitas terminal yang standarlah, ada Mushola dan kamar mandi / toilet kecil di belakang pasar yang kurang terawat, letaknya persis di samping kantor UPT dishub DLLAJR kotanopan. atau di seberang berhadapan dengan beberapa kios ruko yang kebanyakan kosong, karena terminal ini memang sebenarnya sepi, lebih kepada tempat parkir kendaraan para pedagang yang berjualan di pasar saja yang biasa parkir mobilnya di sini.
buat anda yang suka makan bakso, silahkan mampir ke warung Bakso langanan admin di
Warung Mie Ayam Bakso Podo Moro H. Wardi Kotanopan


Yang menarik dari Terminal kotanopan salah satunya adalah Lampu penerangan tenaga Matahari, dimana seperti yang sempat saya tulis tentang daerah kotanopan ini sangat sering sekali mati lampu. Sehingga ketika malam dan listrik padam, beberapa area di Terminal kotanopan ini akan tetap terang tentunya.
Baca Juga: Taman Refleksi Di UPT Puskesmas Kotanopan Mandailing Natal

Terdapat juga salah satu situs bersejarah yang letaknya didalam kompleks terminal yaitu Tugu Pahlawan Kotanopan, yang berada di depan atau pinggir jalan lintas sumatera Utara.
Demikian sedikit informasi tentang Terminal Kotanopan Mandailing Natal Sumatera Utara
Semoga bisa diberi kesempatan untuk berkunjung ke terminal ini.
di daerah ane ada bangunan terminal tapi mati gan, kalah sama warung makan di depan terminal yang rame tiap hari buat transit bus malam 😀
kalau terminal bis malam udah besar itu, di kotanopan cuma terminal angkot doank gan,,
wahhh hebat banget yah, pasti nyaman deh kapan-kapan mampir ahh
silahkan mampir,, mampir boleh lihat2, asal jangan dibawa pulang,, hehehe
kalau ada wi fi irasanya lagi meriah hahaahah
Hahahaahaa …
Ituuu .. yang memang diharapakan banyak oraaang …
Kak Anies tau ajaaaaa 😅
belum ada free wifinya, beluma da angaran dan persiapan kayaknya mbak, mas,,, 🙁
Baru pernah dengar ada daerah namanya Kotanopan. Ternyata Indonesia itu luas sekali yah
Oh iya btw, salam kenal
sangat luas gan, salam kenal balik,,,,
Baru kudengar fasilitas penerangan terminal dilengkapi panel tenaga surya …, keren dan bisa jadi percontohan di kota-kota lain.
iya om, kotanopan memang sedang berbenah
Mungkin perlu ditata lagi yah, jadi kayak ada semacam free wifi gitu pas lagi nunggu di terminal.. hahahh
wkwk,,, gk ada free wifi om, takut pada nongkrong doank
wah terminalnya keren banget dan kayanya bersih ya kak.. cocok tuh buat transportasi umum yang ramah dan juga bersih… masyarakat pasti betah buat kesana
iya mbak, angkotnya ya standar2 ajalah, cuma jumlahnya buanyak,,,,,,,,,
wah terminalnya bagus dan rame ya gan,, banyak banget angkutan yang stand by disana, semoga makin rame terminalnya karena angkutan umum saat ini penting banget untuk mobilitas masyarakat ya gan 😉
betul sekali, angkutan di daerah sini memang cukup banyak memang
Keren banget tuh pakai listrik energi matahari, dulu di beberapa daerah terpencil sempat booming listrik tenaga surya ini.
Tapi sejak listrik menjangkau semua daerah, perlahan namun pasti listrik tenaga surya dilupakan 🙂
Ongkos atau biaya listrik surya mungkin lebih mahal
iya om, investasi awal lebih mahal kalau tenaga surya, tambah lagi lahanna. kira2 untuk tagihan Rp10.000/ 1 bulan kita perlu tanah 1 meter persegi, (900 non subsidi ya)
klo sebulan 300 ribu ya 30 meter perlu
Perlu ditiru kota lain ya, tenaga surya atau matahari bisa menjadi alternatif. Untuk jaga-jaga jika listrik mati. Ditempat saya juga sering donw listriknya.
sama om, disini juga, klo mati kadang bisa sampai seharian
Kotanopan itu nama daerah to gan… wah aku baru ngeh…
sepertinya infrastrukturnya masih berbenah ya gan…
semoga semakin maju tanpa meninggalkan kebudayaannya…
ciri khas bangunannya, khas sekali… keren gan
betul sekali, nama daerah, bangunan masiha da yang sejak jaman belanda om
kalo lampu penerangan sudah pakai tenaga matahari berarti lebih ramah lingkungan ya, karena saya liat di film dokumenter “sexy killers” akibat penambangan batu bara untuk kepentingan listrik tenaga uap banyak korban-korban jiwa.
udah saya follow blognya mas, mohon di follow balik supaya ke depannya bisa saling bersilaturahmi 🙂
siap mbak,,,
Sama nih. Di sini juga ada terminal yang lebih untuk parkir kendaraan.
Wah… Kerennya juga pakai listrik tenaga matahari.
Lebih hemat juga kayaknya ya Kak?
Terima kasih dan salam.
iya, untuk kedepan lebih hemat, tapi investasi awal mahal juga
terminalnya sama persis dengan terminal kotaku bang , mobil mikroletnya juga masih banyak
daerah mana gan??
Walah sob bersih lingkungan terminal nya tidak banyak sampah berserakan
Terminal percontohan harus nya ini
Terutama angkot nya rapih rapih berjejer bagus sekali
hehehe,,, memang angkotnya cukup rapi kalau parkir
Ada lampu tenaga surya. Gak perlu nunggu PLN nih..
betul sekali, PLN disini sering padam soalnya
Dulu tahun 2000 saya pernah di Mandailing ini 1 bulan mas tapi gak tahu kalau Kotanopan ini ada disana karena waktu itu hanya fokus kerja saja, barulah kalau hari minggu bisa jalan-jalan… Hehee
kalau kesini lagi mampir om…
Wilayah Natal sangat tenang yaa…terminalnya juga tidak terlalu sibuk
betul sekali, nyaman dan tenang
Baru tahu kalau kotanopan ini nama daerah, ya.
ayahku juga dari batak mandailing, lho.
iya mbak, kotanopan daerah mandailing Natal, salah satu kecamatan yang tertua di mandailing ini,