Gejolak Pasca Dugaan Keluarnya Gas Beracun H2S PT. SMGP Mandailing Natal

Kotanopan.com. Insiden Meningalnya 5 warga pada akhir januari 2021 yang di duga akibat dari paparan gas H2S di area Panas Bumi Sorik Merapi, hingga saat ini masih mejadi pembahasan yang hangat di media sosial dan media online terutama di area mandailing Natal Sumut. Hal ini adalah wajar, mengingat sejak awal mula berdirinya perusahaan pembangkit listrik panas bumi ini memang sempat terjadi penolakan dari banyak warga sekitar. Bahkan beberapa tahun lalu sempat terjadi demo besar-besaran yang akhirnya memakan korban jiwa dari warga sendiri, dan terjadi penutupan akses jalan lintas Sumatera Di dekat lokasi perusahaan.

Lantas apa sebenarnya yang terjadi dan gejolak seperti apa yang muncul di masyarakat saat ini? Dibawah adalah tulisan admin kotanopan.com sebatas sebagai hasil pemikiran pribadi dan berdasarkan dari apa yang admin lihat dan rasakan sebagai masyarakat yang tinggal di daerah mandailing natal.
Hasil investigasi dari pihak terkait (Ditjen EBTKE / pihak terklait lainya) memutuskan bahwa
baca juga:Ketika BTS Tower Utama Telkomsel Down se-kotanopan kehilangan sinyal

Hasil Investigasi lapangan Penyebab Kejadian:
1. Perencanaan kegiatan yang tidak matang.
2. Pelanggaran terhadap prosedur yang telah ditetapkan.
3. Peralatan dan instalasi penunjang yang belum siap/lengkap.
4. Lemahnya koordinasi antar tim pelaksana kegiatan.
5. Pelaksanaan sosialisasi kepada masyarakat yang tidak memadai.
6. Kompetensi personil pelaksana kegiatan yang tidak memadai.
Hasil investigasi menunjukkan telah terjadi mal operasional oleh PT SMGP di lapangan panas bumi Sorik Marapi.



Lantas apakah hal diatas kemudian meredam gejolak di Masyarakat? sepertinya tidak hingga sampai saat ini, mengingat bahwa kecelakaan terkait perusahaan PT SMGP bukan kali ini saja terjadi, beberapa tahun lalu juga pernah terjadi juga Dua santri Pondok Pesantren Mustafawiyah Purba Baru, Madina, Sumatera Utara tewas tenggelam setelah jatuh ke kolam penampungan air milik perusahaan panas bumi PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) pada Sabtu tangga 29/9/2018 lalu.
Dimana dari Info yang didapat, bahwa kolam tersebut sudah sekitar 4 bulan sebelum kejadian sudah tidak dipakai lagi dan tidak ada yang menjaganya.
baca juga :Cara menyambung ke wifi dengan aplikasi WiFi Warden untuk android

Kembali lagi ke topik Gejolak Pasca Insiden yang terjadi pada 25 januari 2021 di PT. SMGP Puncak Sorik Merapi Mandailing Natal yang mengakibatkan meningalnya 5 warga, beberapa waktu lalu admin kotanopan.com mendengar bahwa Kepala Desa Sibanggor Julu Kec.Puncak Sorik Merapi Kabupaten Mandailing Natal Awaluddin, mengakui bahwa maayarakatnya korban Gas Beracun(H2S) 25 Januari 2021 meminta Kompensasi dari PT.SMGP/KS.ORKA atas kejadian yang menewaskan 5 warga dan puluhan sempat dirawat di Rumah Sakit. Hal ini adalah sesuatu yang wajar  mengingat dampaknya benar-benar terasa, ditambah dengan hasil investigasi yang sudah admin sebutkan diatas pada point 1 dan 2 menyebutkan
1. Perencanaan kegiatan yang tidak matang.
2. Pelanggaran terhadap prosedur yang telah ditetapkan.
Maka hal tuntutan warga kepada pihak PT SMGP sesuatu yang bisa dimaklumi menurut hemat admin kotanopan.com, sepanjang masih merupakan tuntutan yang wajar dan sesuai dengan kebutuhanya.

Sumber gambar ruangenergi.com

Selain daripada tuntutan seperti diatas, tidak bisa dipungkiri terjadi gejolak-gejolak lain terutama di media sosial, baik itu dari pihak masyarakat ataupun kelompok dan oknum tertentu, diantaranya tuntutan pencabutan izin Operasional PT SMGP bahkan sampai penutupan selamanya.
Meskipun menurut admin sendiri, bukan hal yang sederhana untuk mencabut izin PT SMGP dan apalagi sampai menutup seluruh operasionalnya, Mengingat telah cukup banyak investasi dan bahkan waktu tenaga fikiran yang digunakan untuk pembangunan fasilitas PT SMGP selama ini.

Jika kemudian tiba-tiba ditutup, bagaimana dengan lubang yang sudah di bor? apakah akan ditingalkan begitu saja? atau kemudian di tutup timbun? bagaimana dengan peralatan terutama pipa, fasilitas pembangkit, dan lainya. Menurut admin adalah hal yang masih terlalu jauh jika kita berharap operasional PT SMGP akan ditutup selamanya, apalagi sepanjang sepengetahuan admin kotanopan, mereka sudah mulai memnghasilkan listrik meski belum 100% sesuai target.



Bagaimana dengan penutupan dan pengantian manajemen (ganti investor?), seperti kita ketahui bersama bahwa pihak yang sekarang mengelola KS Orka Renewables Pte Ltd Singapura (KS Orka) adalah pihak penerus atau pembeli saham / kepemilikan dari pihak pertama terdahulu. Jika kemudian PT SMGP ditutup, kemudian ganti manajemen maka menurut admin akan perlu waktu tenaga dan biaya yang tidak sedikit unt proses akuisisinya, pertanyaan berikutnya adalah, siapa yang mau? siapa yang mampu? dan apakah ada jaminan akan terjadinya perubahan ke arah lebih baik? Jujur saja, menurut saya pribadi, “hanya Tuhan yang tahu dan bisa menjawabnya”

Author: Mr. wics

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 × 3 =